-->

Pihak Twitter Blokir Permanen Akun Donald Trump, Berikut Ini Alasannya

Pihak Platform media sosial Twitter menangguhkan akun Presiden Amerika Serikat, Donald Trump secara permanen, mempertimbangkan risiko hasutan lebih lanjut untuk melakukan kekerasan di AS.


"Setelah meninjau secara cermat Tweet baru-baru ini dari akun @realDonaldTrump dan konteks di sekitarnya, kami telah secara permanen menangguhkan akun tersebut karena risiko hasutan lebih lanjut untuk melakukan kekerasan," ujar Twitter dalam cuitan yang diunggah Sabtu (09/01/2021).


Sebelumnya, pada Rabu (06/01/2021), Twitter memblokir sementara akun Trump, yang memiliki lebih dari 88 juta pengikut, menyusul demo di Capitol oleh pengunjuk rasa pro-Trump, dan memperingatkan bahwa pelanggaran tambahan oleh akun Trump akan mengakibatkan penangguhan permanen."Dalam konteks peristiwa mengerikan minggu ini, kami menjelaskan pada hari Rabu bahwa pelanggaran tambahan terhadap Peraturan Twitter berpotensi mengakibatkan tindakan ini." lanjut twitter.

Namun pada 8 Januari, Trump kembali mengunggah dua cuitan dan membuat twitter melakukan tindakan tegas. Cuitan Presiden AS ke-45 tersebut dianggap telah melanggar aturan twitter dengan memprovokasi para pengunjuk rasa untuk berbuat kekerasan.


“75.000.000 Patriot Amerika yang hebat yang memilih saya, AMERICA FIRST, dan MAKE AMERICA GREAT AGAIN, akan memiliki SUARA YANG BESAR di masa depan. Mereka tidak akan dihormati atau diperlakukan tidak adil dengan cara, atau bentuk apa pun !!! ” ujar Trump dalam akunnya.

Tak lama, Trump mencuit, "Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan pada 20 Januari."

Terkait dua cuitan tersebut, Twitter mengambil langkah tegas dengan mempertimbangkan ketegangan yang sedang berlangsung di Amerika Serikat, dan peningkatan percakapan global terkait peristiwa penyerbuan Capitol AS pada 6 Januari 2021.

Menurut Twitter, kedua cuitan itu harus dibaca dalam konteks peristiwa yang lebih luas di negara tersebut, mempertimbangkan bahwa pernyataan Presiden dapat dimobilisasi oleh audiens yang berbeda, termasuk untuk menghasut kekerasan.

Tidak hanya itu, Twitter juga mengamati konteks pola perilaku dari akun Trump dalam beberapa pekan terakhir.


"Setelah menilai bahasa dalam Tweet ini terhadap kebijakan memuliakan kekerasan, Glorification of Violence, kami telah menetapkan bahwa Tweet ini melanggar Kebijakan Kekerasan dan pengguna @realDonaldTrump harus segera ditangguhkan secara permanen dari layanan," ujar Twitter.

Sementara itu, perusahaan media sosial Facebook mengambil langkah menangguhkan akun Trump hingga setidaknya akhir masa jabatan presidennya, pada hari pelantikan Presiden AS terpilih Joe Biden, 20 Januari

SUMBER INFORMASI ARTIKEL INI :

SUMBER INFORMASI 1

SUMBER INFORMASI 2

SUMBER INFORMASI 3